Sabtu, 07 Januari 2012

24th Desembers - Chapter 5


Aku yang akhirnya telah selesai menerima telepon itu langsung menutupnya. Berpikir di benakku, "apa Ayah membolehkanku pergi kesana?" dan "*sigh*" seperti itu.

Berniat segera pergi ke kamarku dan melanjutkan buku yang belum selesai aku baca kemarin malam, aku membalikkan badanku. Ternyata Claire dan Ayah dari tadi memperhatikanku bertelepon. Aku shock, ling-lung, pikiranku pun kosong, tak bisa berkata apa-apa.
"Siapa itu,Cecil?" Ayah bertanya, "kamu mau kerumahnya?"

Mendengar pertanyaan Ayah, aku jadi tambah tidak tahu mau ngomong apa. "Te-teman sekelasku Ayah.."

"O-ouwh, jadi ada apa besok kamu mau ke rumahnya?"

Aku berlari ke kamarku dan memberinya lembaran yang diberikan Tanaka-sensei (bagus, sekarang sudah tahu namanya jadinya bisa memanggilnya dengan baik! by the way, sebenarnya saya ini terkalahkan sama anak yang baru masuk sekolahku, dan dia sudah tahu nama itu sebelumku!). "Ini Ayah, tolong dibaca!" aku pun memberikannya pada Ayah.

Kurasa dia membacanya, "kalau begitu, aku permisi dulu. Aku ingin membaca buku" lanjutku dan masuk ke kamarku untuk membaca buku.

Seperti yang aku bilang, malam ini aku memutuskan untuk tidak makan malam. Jadi aku hanya berdiam di kamarku, entah apa yang kulakukan, seperti membaca buku, mengerjakan pekerjaan rumah (Home Work), atau menulis tidak jelas lagi.
Kamarku, seperti yang bisa kalian bayangkan, merupakan kamar yang besar dan bergaya kuno. Karena aku suka warna putih, Ayah memberiku warna-warna cerah untuk cat tembok, ubin, dan perabotan lain. Sebenarnya dari dulu aku sangat ingin dibelikan kasur single, namun hal itu tidak pernah terwujud karena Ayah selalu mengusulkan untuk memakai double bed. Dipenuhi dengan renda-renda di atas bed-nya, selimut tebal yang hangat, dan bantalku yang sangat besar, persis sekali seperti tempat tidur seorang puteri raja. Sedangkan tentang lemari, karena bajuku terlalu banyak jadi Ayah membuatkanku ruang ganti yang dipenuhi dengan segala baju, sepatu, dan aksesoris lainnya di ruang gantiku yang lengkap. Soal kamar mandi, tidak usah dibahas karena sebenarnya aku benci berada di kamar mandi, hal itu mengingatkanku tentang hantu (aku benci hantu dan kegelapan). Selain itu, hal-hal lain yang ada di kamarku adalah, meja belajarku yang cukup luas dan coffee table&chair (tempat yang berada di sebelah jendela besar tempat aku biasanya duduk disana dan coffee table itu tempat biasanya aku menikmati cemilan soreku). Tidak ada computer atau TV seperti anak-anak lain karena Ayahku lebih suka kesan yang berbau lama dan kuno. Aku biasanya menggunakan laptop untuk mengakses internet.

"Cecil?"

Aku terbangun dari tidurku di meja, "ha-hah!?"

"Kau ini, tadi malam tidur jam berapa sih?" ternyata itu Yuuka membangunkanku (kenapa sekarang anak ini jadi deket sama aku ya? aku sendiri nggak nyadar.)

"Tak tahu.. mungkin jam 2 pagi?"

"Gila.. sudah bangun sana, jam sekolah sudah selesai. Masih beruntung ya, guru yang masuk sini memaklumimu tidur di kelas karena kamu pintar.."

"Begitu ya? ya sudah, makasih ya Yuuka.." jawabku masih ngantuk “(aku sendiri pun tidak menyadari kalau aku tidur di kelas kok sebenarnya)”. Aku berusaha bangun dan mengambil tasku.

Yuuka menghentikanku berdiri, "U.. rambutmu berantakan, Cecil.."

Mendengar ucapannya aku langsung melek, "HA? rambutku?!" segera aku membuka tasku dan mengambil kaca serta sisir.

Kaget, kurasa Yuuka benar, rambutku berantakan sekali. Aku cepat-cepat menyisirnya, memastikan agar rambutku rapi kembali dan cepat-sepat pulang. "Terima kasih Yuuka, kamu menyelamatkanku.."

"Ahaha, tidak masalah. Beruntung disini sudah pada keluar semua, anak-anak yang lain."

Aku melihat sekeliling, memang tidak ada orang. "Kau benar.."

Saat kami berdua berniat pulang, kami melihat Ciel masuk ke kelas, membawa 3 botol Sprite. "Loh? kalian belum pulang?" tanyanya.

Rasa kantukku datang kembali, aku yang akan menguap bersembunyi dibalik badan Yuuka.

"Belum, ini mau pulang.. Ciel.." jawab Yuuka semangat.

"Oh begitu.." ucap Ciel, "kalau begitu, Cecil ayo ikut aku!"

"Hah? ikut apa? (aku mau cepat-cepat pulang dan tidur!)" jawabku malas.

"Lupa hari ini akan ke rumahku? Ini penting, kan?" ucapnya dan menyangklong tasnya.

"Apa ya?" aku berpikir, otakku lupa semua karena aku ngantuk.

Yuuka menjawab spontan, "wah? mau ke rumah Ciel? ngapain nih, ada urusan??"

Ciel tersenyum dan berkata, "iya, dari guru kok."

"Aku ikut dong...!" tiba-tiba Yuuka merengek ingin ikut.

Aku yang malas mendengarkannya akhirnya pergi sendiri.

Sebenarnya Ciel terus memanggilku, "Cecil! mau kemana kau?" namun aku tidak menjawabnya. Ok, lama-lama aku kasian sama dia. Jadi aku berjalan balik dan setuju pergi ke rumahnya. Yuuka yang terus merengek akhirnya ikut juga. Kami ke rumah Ciel naik mobil jemputannya.
"Wah, Ciel-kun.. anak orang kaya ya?"

"Ga-gak kok, biasa saja.."

"*yawn* duh, sebenarnya ini bener-bener tidak sopan.. tapi, aku ngantuk gila!" pikirku berusaha menghentikan ngantukku di mobil. Tapi terkadang malah hampir ketiduran karena kursinya benar-benar nyaman dan AC-nya benar-benar menyejukkan.

"Young master, kita sudah sampai" sopir didepan berbicara.

"Oh, iya. Makasih" Ciel menjawab dan memberi isyarat agar kita segera turun.

Yuuka berteriak, "uwaaaaah, besar sekali! ini mansion ya?"

"Ahaha, mungkin.." ucap Ciel dan berjalan masuk ke rumahnya. "Anggap seperti rumah sendiri ya,"

Kami bertiga masuk ke sana. Suasananya menurutku biasa saja, "ternyata dia kaya ya?" pikirku. Tiba-tiba seseorang anak perempuan turun dari tangga, dia memakai baju pink muda penuh pita dan renda. Dan ia berteriak..
"Ciel! Kau lama sekali!" berlari kearah Ciel dan memeluknya.

Kami berdua shock, maksudku.. anak perempuan itu terlihat seumuran dengan kita dan dia memeluk Ciel. Aneh saja.

"Ri-rima! berhenti memelukku! kau mempermalukanku!" ketus Ciel dan melepaskan anak perempuan itu darinya.

Rima, sepertinya itu namanya. Dia melihat kami berdua, wajahnya yang sangat imut, manis, dan kekanak-kanakan membuat kami kaku melihatnya. Dia bertanya, "ini temanmu, Ciel?" dengan manisnya.

Aku penasaran, dia ini siapa.

||-♫ ZAAW ♫-|| 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar