Sabtu, 07 Januari 2012

24th Desembers - Chapter 18


Semua orang di sekitar kami berdua terkejut karena kami berdua berhenti menangis. Kami membuka mata kami lebar-lebar, terdapat 1 bola mata violet dan biru pada setiap mata kami. “I-ini.. anak ini adalah Anak Iblis!” teriak dokter.
          Lalu seorang suster pun menyalakan alarm merah, semua orang menjadi panik. Kami adalah salah satu dari anak iblis, anak yang menyebabkan masalah.
          Pertama-tama Mama dan Papa tidak menganggap kata-kata orang dan menganggap anak kembar mereka adalah bayi yang normal. Namun seberjalannya waktu, mereka ditimpa berbagai macam musibah. Akhirnya mereka bertengkar dan memutuskan bercerai.
“Jadi.. Fran Salvatierra itu Papaku?” tanya Ciel bingung, “tapi Mama bilang kan Papaku udah meninggal sejak aku bayi?!” berteriak kearah Raven.
Raven bergeleng.
“Selama ini, kita berarti sudah hidup di dalam kebohongan?” tambahku.
“Sebenarnya aku tidak keberatan dengan bencana yang menimpa kami dulu itu” Mama mencoba menerangkan, “namun Fran terus memarahiku. Kami dijauhi keluarga kami dan kehilangan banyak harta.”
“...” kami berdua hanya diam.
“Padahal.. hal yang ingin Mama rasakan hanya..” ia melanjutkan, suaranya menjadi tidak jelas, “hanya bisa berkumpul dengan kalian!”
Aku mendekat kearahnya dan memeluknya.
“Mama sudah bersama kami,kok..” tambah Ciel dan mengikuti perbuatanku.
          Sore itu Mama bermaksud untuk pergi. Jika ia terus bertatap muka dengan Ciel itu bisa menyebabkan penyakit alerginya kumbat.
“Jadi.. apa yang akan kita lakukan?” Ciel bertanya padaku.
Aku menggelengkan kepalaku, “mungkin seharusnya kita bersiap sekolah besok.”
“Kau benar” jawabnya dan tersenyum.
          Ciel bercerita padaku sedikit tentang Rima. Saat orang tua kami berpisah, Mama memutuskan untuk tinggal bersama Ciel dan Papa tinggal bersamaku. Kejadian itu terjadi saat kami baru berumur 2 tahun. Namun Mama memiliki penyakit alergi terhadap Ciel, jadi ia tidak bisa terus berada di sekelilingnya.
          Suatu hari, Ciel dan Mamanya sedang bermain di sebuah taman. Namun tiba-tiba Mamanya meninggalkannya dan Ciel duduk sendirian disana. Tiba-tiba datanglah seseorang menghiburnya yang sedang kesepian, Michisika Rima namanya.
“Hey” seorang anak perempuan mendekati Ciel kecil berumur 4 tahun.
Ciel melirik kearahnya tanpa berucap apapun.
Anak perempuan itu mendekat, “b-boleh aku bermain denganmu?”
“Dimana Mamamu?” tanya Ciel singkat.
“Mereka berdua menghilang..” ucapnya dan menunduk.
Ciel berdiri dari tempat duduknya, “apakah orang tuamu sudah mati?”
Anak itu mengangguk.
Angin berhembus sejenak, mereka terdiam.
“Mamaku pun baru saja menghilang..” Ciel bercerita, “Papa pun sudah mati.”
“Berarti apakah kita sama?” tebak anak perempuan itu.
“TIDAK. Mama berjanji tidak akan mati sebelum aku besar nanti!”
Rima tersenyum padanya dan menangis, “Papaku juga mengatakan yang sama denganku. Namun dia mengingkari janjinya padaku..”
“Sudahlah, kau tidak boleh menangis. Kata Mamaku anak kecil tidak boleh menangis!”
“Siapa bilang?” Rima berusaha menyangkal, “bukannya anak laki-laki yang tidak boleh menangis? Larangan itu tidak berlaku untuk anak perempuan sepertiku!”
“Oh. Kau perempuan ya?”
“Iya!”
Mereka diam sejenak.
“Hey, anak perempuan!” ucap Ciel memulai dengan nada keras.
“Hey!” Rima tidak menerima ucapannya, “jangan panggil aku anak perempuan!”
“Lalu? Kan benar kau ini memang anak perempuan!”
“Panggil aku Rima!” ucap Rima.
“Berarti kau ini Rima bukan anak perempuan! Iya,kan?”
“BUKAN! Aku ini anak perempuan bernama Rima!” teriak Rima, jengkel.
“Oh..” Ciel menampilkan wajah begong, “kalau begitu aku ini anak laki-laki bernama Ciel. Ciel Sharrown lengkapnya.”
“Wah.. namamu manis sekali! Sama seperti wajahmu!”
Ciel hanya bengong, “oh, iya ya?”
          Mereka bermain sebentar disana. Lalu Ciel mengajak Rima pergi ke rumahnya. Sudah dari saat Raven berpisah dengan Fran, Isabelle tinggal bersama Ciel. Maklum karena mereka bercerai saat kita berumur 2 tahun, kita tidak mengingat apapun tentang keluarga kami yang sebenarnya.
          Setelah masuk ke rumah Ciel, mereka berdua bertemu Isabelle. Nenek Ciel, Isabelle itu bertanya siapa nona cantik yang berjalan di sebelah Ciel. Padahal selama Isabelle bertanya-tanya tentang Rima, Ciel sedang asik sendiri pergi menjelajahi kediaman megahnya itu mencari Mamanya.
“Bagaimana kalau kau tinggal disini, Rima?” tanya Isabelle padanya.
Namun Rima hanya kebingungan, “t-tapi..”
          Ternyata hari itu adalah dimana orang tua Rima meninggal karena kecelakaan. Sebenarnya dia akan dibawa ke panti asuhan saat itu pula, namun Rima melarikan diri dan bertemu Ciel di taman. Isabelle yang mendengar cerita itu tersentuh, mengingat cerita anaknya yang bercerai, anak kembar mereka pun ikut menderita.
Sedangkan itu, Ciel..
“Mama!” dia berlari kesana kemari memanggil Mamanya, “Mama!?”
“Mama dimana?!” anak itu terus mencari, “Mama kan udah janji kalau Mama akan menemaniku bermain di taman itu,kan?! Kenapa Mama pergi?! Kalau mau main petak umpet bilang aku dulu dong! MAMA!”. Raven memang sengaja meninggalkan dia karena badannya mulai tidak dapat berdiri. Selain penyakit alerginya pada Ciel, Raven juga memiliki memiliki tubuh yang cukup lemah. Hal ini terjadi saat sehabis dia melahirnya kedua anaknya, namun dia tidak pernah menyeritakannya pada siapapun.
Ciel pun akhirnya bertanya pada neneknya. Namun Isabelle juga tidak tahu sepatah apapun tentang Raven. “Bukannya tadi dia bersamamu pergi ke taman, Ciel dear?” ucap Neneknya yang malah bertanya.
“Oh.. jadi begitu ya?” aku berusaha memahami berjuta-juta perkataannya tadi, “kalau begitu, kau itu layaknya orang yang pernah menyelamatkan Rima,begitu?”
“Kurang lebih begitu. Dan kalau aku pikir-pikir itu, dulu wajahnya benar-benar gemetaran serta ketakutan, aku pun baru menyadarinya beberapa hari ini” jawab Ciel.
          Hari itu berlalu sangat cepat. Kami berdua bercerita banyak hal. Ciel pun pulang pada malam harinya, Rima dan Nenek mengkhawatirkannya.
GowGow_Bloogie@Everyone
Cecil = wah! Hari ini GowGow_Bloogie ramai sekali!
Cama = terlihat seperti pasar malam~
Ciel = kalian semua berisik! Ah berisik! Diam!!
Yuuka = duh! Ciel yang sabar dong. Kita aja nggak tau kenapa kumpul begini!
Ayaka = Ciel-kun.. walau berteriak begitu kau tetap sangat manis..
Rima = Maru-chan.. hentikanlah, Ciel tak suka padamu..
Claire = ada yang mau roti panggang?
Snake = aku!
Ai = kau benar-benar memalukan! Diam kau, Jirou!
Cecil+Ciel = siapa Jirou?
Ayaka = itu nama kakak yang asli.. and Ai sudah membongkarnya..
Jirou/Snake = Ah! Bodoh kau, Ai!!
Ai = maaf,maaf.. aku keceplosan!!
ZAAW = BERISIK!!
Yuuka = oh, teman-teman, lihat siapa yang datang..
Raven = siapa kau? *baru datang juga*
ZAAW = Ah.. Raven. Masa kau tidak ingat akan pembuatmu ini!?
Cecil = oh.. kau ZAAW yang membuat 24th Desembers itu ya..
Ciel = oh. Ahaha, maaf sebenarnya kalau kamu nggak ngingetin aku juga akan lupa!
ZAAW = by the way, aku punya pengumuman untuk semuanya~
Ayaka = pengumuman hari pernikahanku dan Ciel-kun~ ah~
Ciel = TIDAK!
Raven = jangan khawatir sayang, ada Rima kok..
Rima = kenapa bisa menjadi saya?!
Isabelle = anak muda memang selalu bersemangat, ya.. kufufu
Fran = PENGUMUMAN, ini adalah GowGow_Bloogie yang terakhir.
ZAAW = ya. itu adalah beritanya, terima kasih Om Fran..
Fran = sama-sama
Sasha = (huh, andai aku masih bisa tampil..) ß tokoh yang sudah mati.
ZAAW = *berbisik ke Sasha* (jangan khawatir, teks yang kau omongkan terlihat kok!)
Cama = huh.. berarti chapternya udah mau selesai dong?!
Jirou = tepatnya ceritanya, Cama. Eh tunggu, siapa CAMA?!
Cecil = jangan tanya, Snake senpai..
Ai = terima kasih untuk pembaca, pembaca setia maupun tidak setia..
Isabelle = kata-katamu kurang sopan,sayang.
Claire = tolong tetap mengsuport kita di hari kedepan!
Raven = ZAAW juga bicara dong, bagaimana ini?
ZAAW = nggak. Biar kalian yang bicara saja.
Yuuka = memangnya kenapa kau tidak ingin bicara?
ZAAW = saya sudah sering mengoceh di blog =_=”
Rima = baiklah.. kore kara mo..
Ai = zutto!
Everyone = yoroshiku onegashimasu!
*tutup layar*

||-♫ ZAAW ♫-|| 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar